02/11/12

MidNight. Woop.



Malam.

Selamat baca, selamat galau.






Aku tak pernah menyesal
Karena dari kau lah aku belajar bahwa tak selamanya yang kita inginkan tercapai.
Karena dari kau lah aku belajar bahwa dunia tak selamanya berpihak padaku.

Andai kau tahu, bahwa aku menaruh harapku padamu.
Tapi aku sadar, memilimu itu hanya sebatas harapku padamu.
Aku kenal betul, bahagiaku adalah kau.
Tapi apakah bahagia kau adalah aku?
Dunia memang tak pernah adil.

Jika hujan dapat mewakili apa yang aku rasakan, aku ingin kau tahu.
Jika maatahari akan selalu berdampingan dengan awan, aku ingin sepertinya.
Jika kau tahu apa yang aku rasakan, aku ingin kau mengerti itu.

Apa kau terlahir bukan untukku? Entah. Aku memang manusia bodoh yang terus menunggumu. Aku salah. Mungkin kau bukan satu-satunya orang yang tepat untuk ku tunggu.

Aku bukan orang yang ahli dalam urusan cinta. Aku tidak bisa mendeteksi hadirnya cinta dalam hidupku. Aku hanya mengerti bagaimana cinta akan bekerja dalam urat nadiku. Membawa aliran cinta ke seluruh tubuh ini.

Yakinlah, kau tidak akan mengerti apa yang namanya cinta jika kau sendiri tak pernah berusaha untuk merasakannya. Cinta bukanlah sesuatu yang harus diungkapkan dengan kata romantis. Cinta bukanlah sekedar puisi yang menggambarkan detailnya.


Pernahkah kau mendengar kata, cinta tak harus memiliki. ?

Itulah aku. Mencintaimu dalam diam.
Mencintaimu tanpa pernah berharap memilikimu.
Mencintaimu tanpa pernah berharap kau mengetahui hal itu.
Mencintaimu tanpa pernah berharap kau akan merasakan hal yang sama.
Bagiku, bisa merasakan mencintaimu itu sudah cukup bagiku.

Aku tahu, banyak orang silih berganti mendampingi beberapa waktumu.
Aku berusaha mempertahankan hubungan kita yang tanpa status ini.
Aku terus mempertahankannya, mencoba menjaga keutuhannya.
Sendiri.
Tanpa bantuanmu. Aku bisa.

Namun, ketika hati berkata lain, niatku goyah.
Aku berfikir untuk meninggalkan perasaan tak terbalas ini.
Aku berfikir untuk mengakhiri semua ini.

Dan ketika aku pergi, kau menyapaku dengan memori yang kita cetak dahulu.
Kau datang dengan kembang-kembang kenangan yang merekah yang siap untuk dinikmati bersama nostalgia kita.
Dan ketika kau melakukannya, aku telah menutup rapat hatiku. Untukmu.

 

Dari Ratu Galau SeJagat Komplek Persahabatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar